Cita Cita dan Mata Pencaharian

Dulu waktu SD (gue sekolah di SD Kalam Kudus), gue punya cita – cita jadi insinyur. Kalo sekarang, insinyur adalah Sarjana Teknik (ST).

Gue pengen bikin rumah buat orang – orang. Gue pengen bikin jembatan. Bikin mall. Bikin tower. Bikini.

Dengan cita – cita gue itu, gue pun jadi rajin berlatih menggambar. Walaupun akhirnya cuma bisa gambar Power Ranger, Baja Hitam, dan Dragon Ball.

Waktu terus bergulir. Masuk SMP (di Bintang Laut). Cita – cita gue berubah menjadi komikus. Ya, untuk beberapa orang yang kenal sama gue waktu SMP, kalian pasti pernah baca komik cupu gue. Tokoh utamanya “Mr. Penjahat Blo’on“. WHADEZIG.

Jadi ceritanya, Mr. Penjahat Blo’on (yang sekarang kalo gue lihat jadi kaya kura – kura ninja) ini adalah buron. Dia kabur dari penjara, tapi gobloknya, dia selalu pake baju loreng hitam putih khas seragam napi. Ga ada sense of evil-nya. Namanya juga Blo’on.

Keseharian si Mr. Penjahat Blo’on dihabiskan untuk membuat dan meledakkan bom. Tepatnya meledakkan dirinya sendiri. Selalu sial. Dan gue seneng. Bakat sadis gue sudah kelihatan.

SMA Regina Pacis, tempat gue menghabiskan 3 tahun masa terindah di hidup gue. Cita – cita gue berubah lagi. Pengen jadi graphic designer. Gue mulai belajar gambar pake komputer. Waktu itu gue belajar pake Paint. Program yang pasti ada di setiap komputer yang pake OS Windows (gue ga kenal namanya Photoshop, Corel, dll.). Tapi gue kecewa, karena waktu itu gambar gue jadi kotak – kotak. Persis mozaik sensor film porno.

Pupus sudah dengan cita – cita graphic designer. Gue pun belum punya cita – cita baru. Ga sadar, gue udah masuk kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. Waktu itu gue masuk fakultas ekonomi, jurusan menejuminem (kata Bang Karyo). Lebih detailnya Manajemen Pemasaran. Modal untuk menjual diri. Ga ding.

Dengan ilmu yang didapat, gue pun punya cita – cita baru. Paling ga, gue harus jadi CEO (Chief Executive Officer), bahasa gaulnya BOS. Segala usaha gue lakukan untuk menggapai cita – cita gue. Makan Nasi Telur Special (NTS), deket kost. Main game DotA sampe pagi. Dan segudang hal – hal ga penting lainnya. Ga niat banget sih gue.

Anyway, cita – cita tetep Cita – Cita. Sampe gue baca nama artis jadi Cita Cutawa. Pada semester – semester akhir, gue jadi semangat kuliah. Tapi semangat ini timbul karena tahun depannya gue harus merit! Dan syarat mertua adalah gue harus lulus kuliah! Shit. Tapi perjuangan gue menghasilkan IPK 3.00 ke atas. Emang muka gue muka pinter.

Setelah lulus, gue dihadapkan dengan hutan belantara yang terkenal. CARI KERJA.

Ternyata mencari kerja tidak semudah yang gue bayangkan. Lamar sana. Lamar sini. Ga ada yang keterima karena saingan yang banyak, krisis ekonomi, dll.

Tapi akhirnya gue keterima di Panin Group. Di anak perusahaan Panin Life, sebagai  BSE (Bancassurance Specialist Executive) alias tukang jualan asuransi. Gue cuma bertahan 2 bulan. Dan pada saat gue keluar dari Panin, 1 bulan berikutnya gue musti nikah cuy!

Alamakjang, gue ga punya pekerjaan, dan gue adalah calon kepala rumah tangga yang harus memberikan nafkah kepada istrinya.

Dasar orang kepepet, pasti ada jalan. Gue buka Event Organizer (EO). Satu – satunya keahlian yang gue miliki. (thank you buat Dian, Rossi, dan Victor. Walau banyak badai menghadang, kongsian gue sekarang out semua. EO ini akhirnya jatuh di tangan gue. Thank you juga buat Benny).

For your info, EO gue fokus di pernikahan. Bisa disebut juga Wedding Organizer (WO).

Kerjaan ini susah – susah gampang. Kalau semua lancar, klien senang. Tapi kalo ada kesalahan sedikit, nama kita langsung tercemar.

Yah, kerjaan gue sekarang jauh dari yang namanya Insinyur, Komikus, Graphic Designer, dan CEO. Gue sekarang BABU MANTEN. Babu yang pakai jas, dan sok keren dengan Walkie Talkie lengkap dengan earphone-nya. Serasa jadi agen rahasia. Tapi gue ga pernah pake kacamata item waktu job.

Well guys and girls. Tambahan kerjaan gue adalah jadi KURIR. Tiap hari gue musti ambil barang di gudang supplier, pulang, packing barang, pergi kirim barang ke ekspedisi. Semua ini demi online shop istri tercinta. Dan demi sesuap nasi goreng pake telor plus abon.

Buat pelipur lara gue:

EO. Jabatan gue adalah Owner! lebih tinggi dari CEO. Penghasilan gue juga ga kalah sama gaji fresh graduate. Dan itu gue dapetin dalam sehari kerja. wuahahahaha…*tertawa bangga penuh kemenangan sambil kecoa merambat masuk ke mulut gue* (AMIT AMIT!!)

Online Shop. Gue adalah pemilik, pemegang saham, dan Board of Commissary (dewan komisaris). Tapi juga merangkap jadi kurir dan tukang bungkus barang.

Saran gue, jangan gantung cita – citamu, ntar mati kegantung. Becanda.

Gantunglah cita – citamu setinggi langit. Biar nanti kalau kamu ga sampe langit, paling ga, kamu sampe ke atap rumah. Daripada digantung di atas lampu, kalo ga sampe, kamu cuma sampe atas jidat. hehehe. Ganbatte! SEMANGAT!

Terima Kasih

Devara Priya

Di depan tulisan ‘For Evangeline, Ganbatte!’, 04 Desember 2010.

About Dave

Tukang Pijat Keyboard

Posted on December 3, 2010, in Cerita Devara. Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment