Babu Manten Part 5: Jalan Event Prosesi Pagi

Ini adalah saat yang paling bikin jantung gue berdebur – debur tak karuan. Berdebar – debar ding.

Sehari sebelum event, biasanya gue ga bisa tidur. Sampai event wedding gue yang terkahir, gue masih ga bisa tidur. Bisa tidur pun cuma satu dua jam. Gue sampe sekarang masih belum ketemu penyebabnya. Walaupun semua persiapan sudah beres.

Persiapan

Semua urusan vendor, dari dekorasi sampai katering harus selesai minimal tiga hari sebelum hari H. Kadang ada beberapa hal kecil yang bisa selesai tiga jam sebelum pesta resepsi dimulai.

Rapat dengan crew biasanya gue adakan tiga hari sebelum event. Di rapat crew ini berisi briefing tugas masing – masing crew pada hari H.

Dua hari sebelum hari H, semua peralatan pendukung udah masuk di mobil. Mobil gue serasa jadi mobil tempur dengan kelengkapan perangnya. Mau tempat sumbangan ada. Mau confetti ada. Mau fanta botol ada. Mau deterjen ada. Mau biskuit ada. Halah. Ngelantur.

Morning Call dan Sesi Make Up

Pagi hari, gue bangun subuh untuk membangunkan kedua mempelai dan keluarga melalui telepon. Sekaligus gue bersiap mandi dan sarapan.

Gue start pertama kali di tempat make up mempelai. Maksimal satu jam sebelum make up selesai. Kesempatan ini gue gunakan untuk menyapa mempelai beserta orang tuanya. Basa – basi yang sering gue gunain, “Tidurnya nyenyak?” dan rata – rata klien menjawab, “Tidak.”

Setelah basa – basi sebentar dengan mempelai, gue lanjutkan dengan briefing ulang para crew gue. Memastikan mereka sudah siap tempur dan menyampaikan update terkini tentang perkembangan event di hari tersebut. Bisa saja perubahan kecil susunan acara atau rebutan siapa yang bakal mengoperasikan confetti.

Confetti adalah alat yang digunakan untuk meletuskan taburan kertas. Biasanya digunakan pada saat wedding kiss. Gue dan crew rebutan untuk mengoperasikan confetti karena hal yang paling menyenangkan waktu job adalah saat itu. Tentunya hal yang paling menyenangkan lagi adalah saatnya makan setelah event.

Setengah jam sebelum make up mempelai dan keluarga selesai, ada crew yang meluncur ke tempat lokasi prosesi pemasangan jas untuk melakukan persiapan.

Prosesi Pasang Jas

Persiapan yang dilakukan oleh crew gue di tempat prosesi pasang jas tidak sulit. Dia hanya memastikan kamar sudah didekor. Selain itu dia juga bertugas menyiapkan jas, sarung tangan, sepatu, kaos kaki, hand bouquette, corsase, dll. Semua peralatan pendukung prosesi pasang jas.

Prosesi pasang jas adalah acara dimana mempelai pria sedang bersiap – siap dibantu oleh orang tua dan bisa juga pengapit (dua cowok).

Setelah semua siap, crew foto dan video hadir, maka prosesi bisa langsung dilaksanakan. Biasanya pengarah prosesi adalah crew foto atau video. Ini karena prosesi ini ada untuk didokumentasikan oleh pihak foto dan video. Namun, pernah juga pihak wedding organizer ditunjuk untuk mengarahkan jalannya prosesi ini.

Dimulai dari mempelai pria pura – pura dandan di depan cermin. Merapikan rambut dan bulu ketek. Halah.

Setelah itu, orang tua mempelai pria datang, disambut dengan hormat mempelai pria. Berikutnya, ibu mempelai pria mengambil jas, lalu memakaikannya ke mempelai pria bersamaan dengan ayah mempelai.

Setelah jas dirapi – rapikan, orang tua memberikan hand bouquette (bunga tangan) kepada mempelai pria. Dilanjutkan dengan pemasangan corsase, tetapi terbalik. Dipasang terbalik bukan berarti tanpa maksud. Corsase akan diputar ke atas, ke posisi yang seharusnya, oleh mempelai wanita pada saat prosesi temu manten nanti.

Setelah mempelai pria siap berangkat, orang tua menggandengnya ke pintu keluar untuk diserahkan kepada pengapit yang sudah siap menunggu. Di saat yang bersamaan, sudah ada crew gue yang menyiapkan mobil pengantin di depan.

Prosesi Tutup Waring

Kalau prosesi pasang jas adalah untuk mempelai pria, prosesi ini untuk calon pasangannya, mempelai wanita.

Prosesi ini bercerita tentang mempelai wanita yang ‘disiapkan’ oleh kedua orang tuanya. Supaya waktu ketemuan dengan pihak cowok sudah terlihat cantik dan sempurna. Gaya bahasa gue tinggi banget ya?

Diawali dari mempelai wanita yang sedang merapikan aksesoris yang dikenakannya. Mahkota. Kalung. Anting – anting. Gelang. Lalu datanglah orang tua mempelai wanita seraya disambut hormat yang paling dalam dari mempelai wanita. Lalu mereka pun terbang ke nirwana untuk…kok jadi dongeng? Hahaha..

Back to laptop eh, topic.

Setelah memberikan hormat dan cipika cipiki (cium pipi kiri cium pipi kanan) kepada orang tuanya, mempelai wanita lalu duduk di kursi yang telah disiapkan. Disiapkan oleh crew tentunya. Setelah itu, kedua orang tua memastikan bahwa anaknya sudah cantik. Mereka berdua memeriksa kembali aksesoris yang dikenakan sang mempelai.

Setelah yakin sudah oke, kedua orang tua perlahan – lahan menutupkan waring mempelai wanita. Waktu hampir tertutup, mempelai ikut mengarahkan waring dengan kedua tangannya. Kembali kedua orang tua merapikan waring yang sekarang sudah dalam posisi tertutup.

Prosesi tutup waring selesai, tinggal menunggu mempelai pria yang sedang dalam perjalanan untuk menemui sang mempelai.

Prosesi Temu Manten

Kadang, masih ada pihak orang tua yang memingit kedua anaknya. Kedua anaknya tidak boleh ketemu dalam jangka waktu yang lumayan lama. Kira – kira seminggu sebelum hari H atau lebih. Hal ini bertujuan supaya kedua mempelai jadi lebih gregetan ingin bertemu pada hari H. Tapi sekarang sudah ada handphone, facebook, twitter, dll. Pingitan sudah jarang lagi digunakan.

Mempelai pria sudah sampai di tempat mempelai wanita ditemani oleh dua pengawalnya. Pengapit yang merupakan teman atau bisa juga saudara yang masih seumuran dan masih single.

Perlahan, dia berjalan mendekati ruang temu manten, tempat mempelai wanita berada. Orang tua mempelai wanita sudah berdiri menunggu kedatangannya di pintu masuk. Melihat calon mertua sudah di depan pintu, mempelai pria dan kedua pengapit serempak memberikan hormat. Kedua pengapit lalu menyerahkan mempelai pria ke pihak orang tua mempelai wanita.

Saat yang paling ditunggu, karena setelah prosesi ini, kedua mempelai akan ‘setengah sah’ menjadi pasangan pengantin.

Kedua orang tua mempelai wanita perlahan menggandeng mempelai pria mendekati mempelai wanita. Mempelai wanita menyambut kedatangan mempelai pria dengan berdiri dari kursi tempat dia duduk. Kedua mempelai senyum – senyum bahagia melihat pasangannya yang sudah cantik dan ganteng.

Setelah saling berhadapan, mempelai pria menjabat tangan dan mencium tangan mempelai wanita. Pada saat yang bersamaan, kedua orang tua mempelai wanita mundur perlahan.

Mempelai wanita melihat corsase yang menempel di jas mempelai pria dipasang terbalik. Dia pun melepas corsase tersebut, lalu memasang bunga jas itu lagi ke posisi yang benar.

Prosesi temu manten dilanjutkan dengan memberikan hand bouquette kepada mempelai wanita. Memastikan hand bouquette yang diberikan mempelai pria dalam kondisi maksimal, mempelai wanita mencium aroma bunga tangan tersebut. Walaupun pada prakteknya, hand bouquette sekarang sudah ga ada yang wangi sama sekali. Tapi, ini demi dokumentasi, jadi si mempelai wanita harus menganggap bunga di hand bouquette wangi se-wangi-wangi-nya. Kasian deh lo. Xixixi.

Saat ini, sudah ada crew gue yang berada di tempat pemberkatan untuk mempersiapkan prosesi pemberkatan.

Prosesi temu manten selesai. Apabila masih ada waktu sisa, keduanya bisa istirahat sejenak untuk sekedar minum air mineral, sambil menunggu waktu keberangkatan ke tempat ibadah untuk prosesi pemberkatan.

Prosesi Pemberkatan

Ini adalah saat yang krusial. Tidak selalu setiap prosesi sebelumnya berjalan dan selesai tepat waktu. Gue pernah menyaksikan salah satu wedding organizer kocar – kacir tak karuan. Pada saat itu, gue bertugas sebagai pengapit kedua mempelai dan belum terjun di dunia wedding organizer.

Kejadiannya, prosesi pemberkatan dimulai tepat pukul sepuluh. Sedangkan prosesi temu manten baru selesai pada jam yang sama, jam sepuluh tepat. Setibanya di tempat pemberkatan, jam setengah sebelas, pihak tempat pemberkatan sudah menutup rapat pintu masuknya. Gue ga tahu apa yang terjadi selanjutnya. Yang pasti, gue akan menangis histeris sambil pipis di celana kalau itu terjadi pada wedding organizer gue. Amit amit! Sumpah amit amit!!

Lanjut.

Kedua mempelai berangkat ke tempat pemberkatan. Tempat dimana kedua mempelai akan sah menjadi pasangan suami istri secara hukum agama.

Di tempat pemberkatan, crew gue sudah menyiapkan meja penerima tamu. Lengkap di atasnya terdapat buku tamu, alat tulis, dan kotak sumbangan. Kotak sumbangan di sini berguna karena ada beberapa pengantin yang membagi undangan pernikahan di dua tempat. Di tempat pemberkatan dan di tempat resepsi. Kotak sumbangan berguna untuk berjaga – jaga apabila hal ini terjadi, sehingga tamu undangan yang datang bisa memasukkan amplop sumbangan ke tempat yang layak. Gue usahakan kotak sumbangan yang gue punya bertema netral, bisa digunakan di tempat ibadah manapun.

Di prosesi pemberkatan ini, gue hanya bertugas menyiapkan meja penerima tamu saja. Karena seluruh prosesi pemberkatan akan menjadi hak dan tanggung jawab pihak tempat ibadah, dan gue menghormatinya dengan tidak ikut campur dalam prosesi tersebut. Yang bisa gue lakukan untuk membantu adalah membuat kedua mempelai datang paling lambat sepuluh menit sebelum waktu yang ditentukan.

Setelah kedua mempelai masuk untuk mengikuti prosesi pemberkatan, ini saat bagi gue dan crew untuk istirahat. Kesempatan ini biasanya gue gunakan untuk makan siang. Menyiapkan tenaga untuk acara selanjutnya.

Sebelum prosesi pemberkatan selesai, gue dan crew mempersiapkan tempat catatan sipil. Catatan sipil biasanya dilakukan di tempat pemberkatan, di ruangan khusus. Yang disiapkan adalah sebuah meja dan beberapa kursi untuk kedua mempelai, orang tua mempelai, dua saksi, dan petugas catatan sipil.

Biasanya petugas catatan sipil datang di tempat pemberkatan satu hingga dua jam setelah prosesi pemberkatan dimulai. Bisa juga sesuai dengan waktu yang telah ditentukan bersama.

Crew gue juga akan memastikan pihak foto dan video sudah siap di tempat catatan sipil sebelum proses pencatatan dimulai.

Catatan sipil selesai. Selesai pula prosesi pemberkatan. Saatnya foto kamar pengantin.

Foto kamar pengantin diadakan di kamar tempat prosesi temu manten diadakan. Kamar inilah tempat terjadinya malam pertama kedua mempelai. Well, jujur gue ga pernah menjadi organizer malam pertama. Pihak yang dibutuhkan adalah pihak foto dan video, serta kedua mempelai saja. Orang tua dan pihak yang lain bisa istirahat untuk memulihkan tenaga untuk prosesi resepsi.

Di saat ini, gue dan crew akan pulang untuk mandi, merebahkan badan sejenak, istirahat. Waktu break.

Break bisa gue nikmati apabila semua persiapan di gedung resepsi berjalan lancar. Apabila ada hal mendesak, gue ga dapet jatah break, langsung menuju ke gedung untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Namun, beruntung gue selalu bisa break. Terima kasih Tuhan.

About Dave

Tukang Pijat Keyboard

Posted on December 16, 2010, in Wedding Organizer and tagged . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment